Pages

Minggu, 13 September 2015

Perbedaan ahli sunnah wal jamaah (sunni) dan syiah

Oleh Von Edison Alouisci (Islam Sunii Madzab Syafi`i)

Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara
Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah(Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah
khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan
Muhammadiyah, antara Madzhab Syafi’i dengan Madzhab
Maliki.
Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni
dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan
pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan.
Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan
Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah.
Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan
minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah(Ja’fariyah). Sehingga apa yang
mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka
ketahui.
Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka,
akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
(Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum
memahami persoalan yang sebenarnya.
Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari
tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan
Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab
Maliki dengan Madzhab Syafi’i.
Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan
Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja.
Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka
perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu’ juga
dalam Ushuul.
Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun
Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya
juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar
ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga berbeda
dengan Al-Qur’an kita (Ahlussunnah).
Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah)
mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama, maka dalam
menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah
Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri.
Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini
kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah
Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah
Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
1. Rukun Islam
Rukun Islam Ahlussunnah kita ada 5:
1. Syahadatain
2. As-Sholah
3. As-Shoum
4. Az-Zakah
5. Al-Haj
Rukun Islam Syiah juga ada 5 tapi berbeda:
1. As-Sholah
2. As-Shoum
3. Az-Zakah
4. Al-Haj
5. Al wilayah
2. Rukun Iman
Rukun Iman Ahlussunnah ada enam:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
3. Iman kepada Kitab-kitab Nya
4. Iman kepada Rasul Nya
5. Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
6. Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Rukun Iman Syiah ada 5 :
1. At-Tauhid
2. An Nubuwwah
3. Al Imamah
4. Al Adlu
5. Al Ma’ad
3. Syahadat
3. Syahadat
.Ahlussunnah mempunyai Dua kalimat syahada, yakni:
“Asyhadu An La Ilaha Illallah wa Asyhadu Anna
Muhammadan Rasulullah”.
Syiah mempunyai tiga kalimat syahadat, disamping
“Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna
Muhammadan Rasulullah”, masih ditambah dengan
menyebut dua belas imam-imam mereka.
4. Imamah
Ahlussunnah meyakini bahwa para imam tidak termasuk
rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak
terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari
kiamat.Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas
(12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Syiah meyakini dua belas imam-imam mereka, dan
termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak
beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti
orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap
kafir dan akan masuk neraka.
5. Khulafaur Rasyidin
Ahlussunnah mengakui kepemimpinan khulafaurrosyidin
adalah sah. Mereka adalah: a) Abu Bakar, b) Umar, c)
Utsman, d) Ali radhiallahu anhum
Syiah tidak mengakui kepemimpinan tiga Khalifah pertama
(Abu Bakar, Umar, Utsman), karena dianggap telah
merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali
sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka).
6. Kemaksuman Para Imam
Ahlussunnah berpendapat khalifah (imam) adalah manusia
biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum. Mereka dapat
saja berbuat salah, dosa dan lupa, karena sifat ma’shum,
hanya dimiliki oleh para Nabi. Sedangkan kalangan syiah
meyakini bahwa 12 imam mereka mempunyai sifat maksum
dan bebas dari dosa.
7. Para Sahabat
Ahlussunnah melarang mencaci-maki para sahabat.
Sedangkan Syiah mengangggap bahwa mencaci-maki para
sahabat tidak apa-apa, bahkan berkeyakinan, bahwa para
sahabat setelah Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi
murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena
para sahabat membai’at Sayyidina Abu Bakar sebagai
Khalifah.
8. Sayyidah Aisyah
Sayyidah Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan
dicintai oleh Ahlussunnah. Beliau adalah termasuk
ummahatul Mu’minin. Syiah melaknat dan  mencaci maki
Sayyidah Aisyah, memfitnah bahkan mengkafirkan beliau.
9. Kitab-kitab hadits
Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan
Ahlussunnah adalah Kutubussittah : Shahih Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Tirmidz, Sunan Ibnu
Majah dan Sunan An-Nasa’i. (kitab-kitab tersebut beredar
dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).
Kitab-kitab hadits Syiah hanya ada empat : a) Al Kaafi, b) Al
Istibshor, c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih, dan d) Att
Tahdziib. (Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab
kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut
Syiah).
10. Al-Quran
Menurut Ahlussunnah Al-Qur’an tetap orisinil dan tidak
pernah berubah atau diubah. Sedangkan syiah menganggap
bahwa Al-Quran yang ada sekarang ini tidak orisinil. Sudah
dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).
11. Surga
Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada
Allah dan Rasul Nya. dan Neraka diperuntukkan bagi orang-
orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Menurut
Syiah, surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang
cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat
kepada Rasulullah. Dan neraka diperuntukkan bagi orang-
orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut
taat kepada Rasulullah.
12. Raj’ah
Aqidah raj’ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah
ialah besok di akhir zaman sebelum kiamat, manusia akan
hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas
dendam kepada musuh-musuhnya.
Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah, dimana diceritakan
bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari
persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk
membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta
Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka semuanya bai’at
kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar,
Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan
disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai
ribuan kali, sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka
kepada Ahlul Bait.
Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri, yang
berlainan dengan Imam Mahdi yang diyakini oleh
Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan
kedamaian.
13. Mut’ah
Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan
hukumnya haram. Sementara Syiah sangat dianjurkan
mut’ah dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai
oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda
agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku
di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.
14. Khamr
Khamer (arak) najis menurut Ahlussunnah. Menurut Syiah,
khamer itu suci.
15. Air Bekas Istinjak
Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci,
menurut ahlussunnah (sesuai dengan perincian yang ada).
Menurut Syiah air yang telah dipakai istinja’ (cebok)
dianggap suci dan mensucikan.
16. Sendekap
Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri
hukumnya sunnah. Menurut Syiah meletakkan tangan
kanan diatas tangan kiri sewaktu shalat dapat membatalkan
shalat. (jadi shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan
Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak sah dan
batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).
17. Amin Sesudah Fatihah
Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat
adalah sunnah. Menurut Syiah mengucapkan Amin diakhir
surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah dan batal
shalatnya. (Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia
dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam
shalatnya).
Demikian telah kami nukilkan beberapa perbedaan antara
aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan aqidah Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Harapan kami
semoga pembaca dapat memahami benar-benar
perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang
mengambil keputusan (sikap).
Masihkah mereka akan dipertahankan sebaga Muslimin dan
Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin berbeda
segalanya).
Sebenarnya yang terpenting dari keterangan-keterangan
diatas adalah agar masyarakat memahami benar-benar,
bahwa perbedaan yang ada antara Ahlussunnah dengan
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) itu, disamping
dalam Furuu’ (cabang-cabang agama) juga dalam Ushuul
(pokok/ dasar agama).
Semoga bermanpaat.salam ukhuwah khusus sesama
aswaja.

0 komentar:

Posting Komentar